Kim Yulia Devi Ristanti Write's

Kim Yulia Devi Ristanti Write's

Jumat, 09 Desember 2011

Pembangunan Komuniti, Konflik, dan Pemolisian Komuniti


Dalam kemajemukan masyarakat di Indonesia dan pertambangan diakibatkan banyaknya masyarakat Indonesia yang kurang lebih terdiri dari lima ratus suku bangsa dan masung-masing mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, tetapi bisa bersatu karena adanya sitem nasional Indonesia. Dalam hal ini ada ciri-ciri yang mendasari kemajemukan dalam masyarakat seperti di Indonesia ini:
  1. perbedaan suku bangsa dan batas-batasnya bisa semakin jelas dilihat satu sama lain karena datangnya para pekerja tambang dari suku lain yang bertempat tinggal di wilayah tersebut.
  2. dampak dari datangnya suku bangsalain ke wilayah tersebut bisa mengakibatkan sentimen kesukubangsaan, seperti halnya anti pendatang atau anti asing.
  3. Keanekaragaman di Indonesia bukan hanya horizontal tetapi juga secara vertikal.
  4. Peran pemerintah adalah untuk menjaga Bhineka Tubggal Ikasupaya perbedaan-perbedaan itutidak menjadi konflik.
Pembangunan komuniti yang dibahas dalam hal ini adalah perusahaan tambang atau MIGAS, yang membangun komunitinya adalah sebuah pengorganisasian dari dalam diri kelompok dan individu secara bersama memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka dan mengatasi masalah-masalah yang ada. Ada anggapan umum di Indonesia, jika sebuah perusahaan telah memberu hadiah atau honor bulanan kepada yang dianggap tokoh masyarakat setampat maka selesailah masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut, karena tokoh masyarakat dianggap menguasai masyarakat komuniti setempat.
Konflik yang dihadapi dalam sebuah komuniti yang ada pada umumnya terjadi di antara sesama mereka, yang biasanya terjadi pada golongan kaya dan pemegang kedudukan sosial yang lebih tinggi atau antara golongan kaya dan glonmgan menengah. Konflik golongan kaya bertujuan untuk mengakumulasi kekayaan melalui  sumber daya yang ada dan harus lebih banyak daripada yang dimiliki oleh saingan-saingannya. Sedangkan konflik yang ada pada golongan kaya dan golongan menengah adalah untuk mempertahankan sumber daya yang ada dan mengakumulasikannya dengan merebut dan menguasai sumber daya yang ada tersebut. Golongan bawah adalah mereka yang biasanya menjadi alat para tokoh golongan kaya untuk mengalahkan pihak lawan dengan cara fisik dan kekerasan.
Konflik dapat dilihat sebagai perjuangan antar individu dan antar kelompok untuk memenangkan suatu tujuan yanng sama dari mereka. Konflik yang antara anggota komuniti sebenarnya bukan termasuk konflik yang harus diselesaikan oleh perusahaan, karena itu termasuk konflik internal komuniti yang bersifat personal, tetapi jika konflik terjadi pada anggota komuniti dengan perusahaan pertambangan setempat maka konfli tersebut merupakan permasalahan yang harus diatasi dan diselesaikan oleh perusahaan tersebut. Apabila terjadi suatu konflik yang terjadi apda anggota komuniti dangan perusahaan maka cara mengatasinya adalah dengan menggunakan pihak ketiga yang dipercaya oleh perusahaan dan oleh komuniti setempat yang telah disetujui oleh kedua pihak dan yang tidak memihak salah satu. Cara lain yang efektif untuk meredam konflik antara perusahaan dengan komuniti-komuniti setempat adalah dengan mempekerjakan para komuniti setempat di perusahaan.
Fungsi yang utama pada polisi adalah memelihara keteraturan atau mengembalikan keteraturan yang terganggu dalam hubungan antar individu maupun antar kelompok dan antar kategori yang tujuan akhirnya adalah menciptakan rasa aman dan nyaman bagi warga komuniti setempat. Fungsi polisi dalam memelihara ketenangan dan ketertiban komuniti dan masyarakat menuntut petugas-petugas polisi, atau sejumlah petugas polisi untuk selalu berada dalam hubungan dekat dan selalu berinteraksi dengan komuniti dan nasyarakat setempat. Tetapi karena keterbatasan jumlah polisi maka polisi hanya bisa mengenal komuniti yang ada di wilayah pelayanannya saja, sehingga masyarakat luas tidak betul-betul dikenali.
Masyarakat-masyarakat pertambangan dan masyarakat industri lainnya di daerah perkotaan selalu berada dalam proses konflik yang terus menerus dengan komuniti setempat atau dengan buruh-buruh dan karyawan-karyawan, yang sewaktu-waktu muncul dalam bentuk amuk massa yang merusak alat-alat produksi dan harta benda perusahaan atau pabrik. Bila dalam strutur polres dan polsek ada satuan tugas pemolisian komuniti maka ledakan-ledakan amuk massa tersebut kemungkinan besar dapat dicegah sebelum gejala itu terwujud, sehingga kerugian yang dihasilkan dari kemarahan massa tersebut dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar